Delayed-Onset Linezolid-Induced Severe Anemia in a Young Patient With Spinal Rifampicin-Resistant Tuberculosis

Herikurniawan^1*, Aziza Harris¹

¹ Division of Respirology and Critical Care, Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia - Cipto Mangunkusumo National Hospital.

*Correspondence Author; 085643606817; herikurniawan.md@gmail.com

ABSTRACT

Background: Linezolid is a core drug in regimens for multidrug-resistant and rifampicin-resistant tuberculosis (MDR/RR-TB) due to its potent intracellular activity against Mycobacterium tuberculosis. However, prolonged use is associated with cumulative hematologic toxicity, which can develop insidiously during extended treatment.

Case Presentation: We present the case of a 20-year-old female with spinal RR-TB who developed severe anemia after 11 months on a linezolid-containing regimen, following an initially stable hematologic profile. Laboratory monitoring revealed progressive anemia (hemoglobin 5.9 g/dL) and leukopenia (white blood cell count 1,790/mm³). Bone marrow suppression secondary to linezolid toxicity was suspected. Discontinuation of linezolid and transfusion support led to gradual hematologic recovery.

Conclusion: This case highlights the potential for delayed-onset, yet reversible, hematologic toxicity during long-term linezolid therapy, even in young patients without traditional risk factors. Sustained hematologic monitoring throughout the entire treatment course is essential to ensure patient safety and optimize outcomes in RR-TB management.

Keywords: Linezolid, Bicytopenia, Rifampicin-Resistant Tuberculosis, Hematologic Toxicity, Long-Term Monitoring, Case Report

ABSTRAK
Latar Belakang: Linezolid merupakan salah satu obat utama dalam rejimen pengobatan tuberkulosis multidrug resistant dan resisten rifampisin (MDR/RR-TB) karena aktivitas intraselulernya yang kuat terhadap Mycobacterium tuberculosis. Namun, penggunaan jangka panjang linezolid dikaitkan dengan toksisitas hematologis kumulatif yang dapat berkembang secara perlahan selama pengobatan berkepanjangan.

Presentasi Kasus: Kami melaporkan kasus seorang perempuan usia 20 tahun dengan tuberkulosis RR pada tulang belakang yang mengalami anemia berat setelah 11 bulan menjalani pengobatan dengan rejimen yang mengandung linezolid, meskipun sebelumnya profil hematologisnya stabil. Pemantauan laboratorium menunjukkan anemia progresif (hemoglobin 5,9 g/dL) dan leukopenia (jumlah leukosit 1.790/mm³). Supresi sumsum tulang akibat toksisitas linezolid dicurigai sebagai penyebabnya. Penghentian linezolid dan pemberian transfusi mendukung pemulihan hematologis secara bertahap.

Kesimpulan: Kasus ini menyoroti potensi toksisitas hematologis dengan onset tertunda namun reversibel selama terapi linezolid jangka panjang, bahkan pada pasien muda tanpa faktor risiko tradisional. Pemantauan hematologis yang berkelanjutan sepanjang durasi pengobatan sangat penting untuk menjaga keselamatan pasien dan mengoptimalkan hasil terapi pada kasus RR-TB.

Kata Kunci: linezolid, bisitopenia, tuberkulosis resisten rifampisin, toksisitas hematologis, pemantauan jangka panjang, laporan kasus

 DOI: 10.2614/ijc.v12i2

PDF