Adhella Menur Naysilla
Dokter Umum RSUD Brigjen H. Hasan Basry, Kandangan,
Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Indonesia
Abstract
Perkembangan tata laksana penyakit jantung bawaan (PJB) menyebabkan pasien dapat menjalani kehidupanremaja hingga dewasa yang kini dikenal dengan Grown Up Congenital Heart Disease (GUCH) dan Adult Congenital Heart Disease (ACHD). Pasien ACHD asianotik dengan survivalitas alami (tanpa tindakan intervensi pada masa anak) dapat menderita komplikasi berupa hipertensi pulmonal dan sindroma Eisenmenger. Komplikasi dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien serta memperburuk kualitas hidup. Pasien dapat sajamembutuhkan tindakan pembedahan korektif bahkan transplantasi jantung. Beberapa kondisi yang tidak dapat diperbaiki dengan pembedahan menyebabkan pasien harus mengonsumsi obat dan dalam pengawasan medis ketat seumur hidup.Laporan kasus ini membahas seorang laki-laki suku Banjar 26 tahun datang dengan batuk darah dan sesak napas dengan saturasi oksigen keempat ekstremitas 80%. Pasien memiliki riwayat penyakit jantung bawaan tanpa tindakan intervensi pada masa anak.Pasien didiagnosis dengan ASD sekundum disertai hipertensi pulmonal berat dan sindrom Eisenmenger, polisitemia sekunder PJB, dan TB paru dalam pengobatan kategori 1 fase lanjut. Diagnosis didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang berupa EKG, radiologi, laboratorium, spirometri, dan ekokardiografi Doppler.Pasien dirawat di ICU dan diterapi dengan oksigenasi, vasodilator pulmonal, diuretik, serta suplementasi besi dan asam folat. Pengobatan TB paru dilanjutkan. Pasien menjalani flebotomi sebanyak 3 kali. Setelah dirawat 18 hari, pasien menunjukkan perbaikan klinis dan dirujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin untuk pemeriksaan dan tata laksana lebih lanjut.
Kata kunci: ACHD asianotik, ASD sekundum, hipertensi pulmonal, sindroma Eisenmenger