Perkembangan di bidang respirologi khususnya di bidang tuberkulosis paru mengalami perubahan yang cukup banyak, terutama dalam pengobatan TBC RO. Program TBC RO yang sering disebut sebagai TB Multi Drug Resistant  dimulai pada tahun 2019. Seiring dengan perkembangannya, jumlah kasus TBC RO yang ditemukan semakin meningkat dan tantangan yang dihadapi juga semakin komplek. Pengobatan dimulai dengan regimen standar pada semua pasien dengan menggunakan dasar regimen injeksi Kanamisin/Kapreomisin sesuai dengan rekomendasi WHO. Seiring dengan perkembangan pengobatan MDR, mulai diperkenalkan tahun 2015 obat Bedaquilin oleh WHO sebagai obat baru untuk terapi MDR. Perkembangan selanjutnya, pada tahun 2017,  terapi MDR TB dapat diperpendek yang kita sebut sebagai terapi jangka pendek di bawah 1 tahun , tetapi masih memakai regimen suntik. Penelitian terus dilakukan dan diperkenalkan Delamanid sebagai obat untuk regimen jangka panjang pada tahun 2018. Setahun kemudian mulai diperkenalkan regimen all oral longer regimen. Regimen all oral shorter regimen mulai digunakan pada tahun 2020, jadi praktis sejak tahun 2020  semua pasien TB MDR menggunakan regimen tanpa suntikan, kecuali pada kasus-kasus tertentu saja yang menggunakan regimen suntik. Indonesia termasuk negara yang sangat cepat mengadopsi pengobatan TB MDR yang dicanangkan oleh WHO.

Published: 2022-01-18