Current Approach to Post-COVID-19 Pulmonary Fibrosis
Mawin Mahen*, Gurmeet Singh**
*Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine Universitas Indonesia
**Division of Respirology & Critical Care, Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Jumlah pasien yang pulih dari COVID-19 terus meningkat di seluruh dunia, namun ada kekhawatiran mengenai konsekuensi jangka panjang pada organ paru pasien penyintas COVID-19. Fibrosis paru pasca-COVID-19 (post-COVID-19 pulmonary fibrosis, PCPF) telah diketahui sebagai komplikasi COVID-19, dapat terjadi pada sejumlah besar penyintas COVID-19, dan dapat bertahan berbulan-bulan setelah awitan infeksi. Patogenesis PCPF belum sepenuhnya dipahami dan kemungkinan bersifat multifaktorial, melibatkan beberapa jalur seperti inflamasi, hipoksia, dan tromboemboli. Pasien dengan penyakit yang lebih parah, usia lebih tua, dan memiliki komorbiditas berisiko lebih besar terkena PCPF. Pasien PCPF mungkin asimtomatik atau bergejala, paling sering berupa sesak napas pada berbagai tingkat keparahan, dan pemeriksaan paling baik dilakukan dengan CT resolusi tinggi. Saat ini tidak ada terapi yang sudah terbukti efektif untuk PCPF, dan banyak uji klinis sedang berlangsung. Prognosis jangka panjang PCPF juga masih perlu dipelajari lebih lanjut.
Kata kunci: COVID-19, fibrosis paru, fibrosis paru pasca-COVID-19