KORELASI NYERI DENGAN AGITASI PADA PASIEN YANG TERINTUBASI DI ICU RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN
Muhammad Syakur1 , Tasrif Hamdi 2 , Andriamuri Primaputra Lubis2
1Program Studi Magister Kedokteran Klinik / Program Studi Anestesiologi dan Perawatan Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara-Rumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan, Indonesia
2Program Studi / Departemen Anestesiologi dan Perawatan Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara-Rumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan, Indonesia
ABSTRAK
Latar Belakang: Agitasi umum terjadi pada pasien ICU dan dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti lingkungan baru, paparan obat, kondisi medis, dan kondisi kesehatan mental. Nyeri juga banyak dialami oleh pasien yang diintubasi di ICU yang menerima perawatan medis seperti suctioning ETT, pemasangan kateter urin, nasogastrik, dan tindakan perawatan pasien rutin sehari-hari dapat memperburuk agitasi. Dalam perawatan ICU, penting untuk mempertimbangkan hubungan antara agitasi, nyeri, delirium, dan faktor-faktor lain untuk mengelola dan mengatasi kondisi pasien secara efektif.
Tujuan: Untuk menganalisis korelasi antara nyeri menggunakan CPOT dan agitasi menggunakan RASS pada pasien intubasi di ICU Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik.
Metode: Desain penelitian adalah analitik observasional dengan studi cross sectional menggunakan skala CPOT dan RASS sebagai alat ukur selama periode Oktober 2023.
Hasil: Semua data karakteristik (usia, jenis kelamin, BMI, durasi perawatan ICU, dan durasi penggunaan ventilator) tidak menemukan perbedaan dan korelasi (p>0,05) antara kelompok non-bedah dan bedah. Ada perbedaan yang signifikan secara statistik (p<0,001) antara pengukuran pagi dan sore di semua penilaian hemodinamik. Diketahui ada korelasi positif yang signifikan (p<0,001) antara CPOT dan RASS pada pagi hari dengan tingkat korelasi sedang (r = 0,516) dan arah korelasi positif. Tidak ada korelasi yang signifikan secara statistik yang ditemukan antara CPOT malam dan RASS malam. Diketahui bahwa perbedaan nilai CPOT pagi dan RASS pagi dan sore hari signifikan secara statistik (p<0,05), tetapi pada CPOT malam hari tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok dosis. Diketahui ditemukan perbedaan nilai CPOT pagi pada Golongan 2 dengan 3 (p<0,001) dan Golongan 1 dengan Golongan 3 (p<0,001). Pada pagi hari ditemukan nilai RASS pada Kelompok 2 dengan 3 (<0,001) dan Kelompok 1 dengan Kelompok 3 (<0,001). Pada malam hari RASS, perbedaan signifikan ditemukan pada Kelompok 2 dan Kelompok 3 (p = 0,037).
Kesimpulan: Terdapat korelasi yang signifikan (p<0,001) antara nyeri dan agitasi pada pasien yang diintubasi di ICU Rumah Sakit Umum Adam Malik dengan tingkat korelasi sedang. CPOT dianggap memiliki manfaat untuk digunakan di ICU.
Kata kunci: agitasi, nyeri, ICU, RASS, dan CPOT